Jumat, 21 September 2012

Merenung, Cara Mudah Menjadi Manusia Yang Baik


Hai, Akang dan Neng pembaca, hari ini kita sedikit lebih merenung OK.

Saya adalah orang yang sangat suka sekali berbagi apa yang saya miliki, dan saya juga ingin sekali Akang dan Neng berbagi tentang apa yang kalian ketahui. Hari ini saya ingin berbagi pengalaman, bagaimana caranya menjadi manusia yang baik.

Kita semua manusia adalah keturunan Nabi Adam AS, yaitu manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Hidup di dunia ini bisa dikatakan sulit apabila kita mempersulit hidup kita. Dan hidup kita akan terasa mudah jika kita membuat nya menjadi mudah. Pernahkah kita menyadari siapa kita sebenarnya? Jarang sekali orang menyadari siapa kita sebenarnya. Padahal itu adalah gerbang menuju ketenangan hidup kita.

Saya dulu sempat belajar tapi saya lupa dari siapa, tapi terima kasih pada orang telah mengajari saya hal ini. Jadi menurut beliau itu seperti ini. Saat kita lahir ke dunia ini, selain di berikan kehidupan, manusia juga memiliki 5 pertanyaan yang harus di jawab selama hidup mereka. Baik kita akan pelajari satu persatu.

Siapakah Kita?
Pertanyaan ini selalu berulang di pikiran saya, dan saya sangat sulit menjawab pertanyaan ini. Namun pada suatu malam ketika saya sedang mengendarai motor saya, saya tiba-tiba melihat ke langit malam hari. Lalu saya berhenti, di langit saya melihat bulan, saya melihat bintang, lalu saya menatap sekeliling saya, saya melihat gunung yang sangat besar, pohon-pohon yang tumbuh, merasakan angin yang berhembus. Lalu saya mulai berfikir diantara semua itu, siapakah saya? Lalu saya mulai merasa selama ini saya begitu sombong, takabur, saya hanyalah seorang manusia dan bukan apa-apa. Kemudian saya ingat semua yang diajarkan seseorang kepada saya, sayangnya saya lupa itu siapa. Saya ingat 5 pertanyaan yang harus saya jawab ketika hidup. Pertanyaan pertama sama seperti apa yang ada di benak saya waktu itu. Siapakah saya? Saya hanya manusia yang jauh dari kesempurnaan, prilaku saya hampir sama seperti binatang dengan semua nafsu saya. Saya hanya manusia yang lupa akan Kasih sayang Allah SWT yang sampai hari ini masih memberikan saya kehidupan. Dan selalu menyayangi saya dengan memberikan saya petunjuk agar kembali ke arah yang benar. Dari itu saya mulai berfikir, saya bukan apa-apa melainkan hanya mahluk bodoh yang tidak sadar akan kasih sayang-Nya.
Dari Manakah Kita?

Saat saya merenungi diri saya, saya mulai teringat pada pertanyaan kedua, dari mana asal kita? Manusia hanyalah segumpal tanah, yang kemudian diberikan darah dan daging dan diberikan nyawa sehingga bisa hidup. Jika kita tidak demikian kita tidak akan mungkin bisa hidup seperti saat ini. Kita sering kali berfikir tanah itu kotor. Sedangkan kita tidak menyadari kita juga berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Jadi apabila saat ini masih ada orang yang merasa hebat, alangkah bodohnya dia, dan kita semua doakan agar dia cepat diberikan hidayah untuk mengenali diri sendiri.
Sedang Apa Kita?

Pertanyaan ini sampai membuat saya menangis dan membuat saya memahami arti hidup saya di dunia ini. Ya tentu saja muncul pertanyaan ini, sedang apa kita di dunia ini? Jawaban saya adalah kita hidup di dunia ini untuk melakukan segala macam bentuk kebaikan, untuk bekal kita selama hidup di dunia. Kita harus beribadah, beramal saleh, dan melakukan kebaikan lainnya. Menjauhi segala bentuk kegiatan yang dilarang oleh Allah SWT.
Apa yang Sudah Kita Punya?

Pertanyaan ke empat ini adalah pertanyaan yang sangat membuat saya ketakutan. Saya merasa saya belum memiliki apa-apa. Dan saya sudah menyia-nyiakan hidup saya karena tidak mencari bekal untuk saya kembali. KIta di dunia ini hanya sementara. Dan suatu saat kita akan kembali ke asal kita. Dan untuk kembali ke sana kita memerlukan bekal. Tanpa bekal amal saleh, dan ibadah kita selama hidup, tentu saja kita tidak akan bisa sampai kembali ke tempat kita seharusnya.
Akan Kemana Kita?

Inilah pertanyaan terakhir yang membuat saya semakin menyadarkan saya. Setiap manusia pasti kembali ke khadirat Illahi Robbi. Sudah pasti, dan tidak mungkin lagi manusia bisa menolak apalagi melawan. Setiap manusia akan kembali dan mempertanggung jawabkan kehidupan mereka selama di dunia. Maut tidak akan dapat dihindari, tidak akan dapat ditunda. Jika sudah waktunya ajal datang maka manusia tidak akan bisa mengelak. Jadi berhentilah menyia-nyiakan hidup kita dengan melakukan tindakan yang tidak boleh kita lakukan. Mulai hari ini juga kita sama-sama niatkan dan jalankan bahwa kita hidup itu hanya sementara dan selama hidup kita kita harus melakukan hal baik, agar kita memiliki bekal untuk kembali ke tempat yang lebih tinggi.

Semua pertanyaan di atas selalu saya ulangi setiap hari, agar saya tidak berhenti menjadi manusia yang sadar diri, dan menjadi manusia yang selalu taat pada perintah Allah SWT.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Keep Reading, Start Action.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalakan balasan untuk kami, guna proses perbaikan untuk blog kami.