Jumat, 21 September 2012

Merenungi Alam dan Isinya


Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Selamat malam Akang dan Neng yang berbahagia. Malam hari ini saya ingin menulis sebuah artikel mengenai "Merenungi Alam dan Isinya". Maaf bukannya so' berdakwah nih, tapi saya hanya ingin membaginya dengan anda sekalian. Kita semua sebagai umat manusia, adalah mahluk yang diciptakan secara sempurna oleh Allah SWT. Kenapa saya berani mengatakan seperti itu, saya membandingkan dengan mahluk hidup lainnya dibumi ini. Semua memiliki keistimewaan tersendiri, namun manusia adalah mahluk Allah SWT yang tergolong mahluk yang beruntung. Bagaimana tidak, manusia diberikan oleh Allah SWT wujud yang rupawan, diberikan akal, diberikan kemampuan untuk mempelajari hal baru. Diberikan keinginan, dan hasrat, sama seperti mahluk lain. Manusia adalah mahluk yang bisa dikatakan sempurna jika dibandingkan dengan mahluk duniawi lainnya.

Jika kita melihat keadaan manusia di zaman sekarang, mereka hanya hidup untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Tanpa pernah mereka memikirkan keadaan di sekitar mereka. Alam contohnya, alam dalam kajian biologis adalah sebuah tempat dimana mahluk hidup tinggal dan beradaptasi. Secara kajian ilmu keagamaan alam adalah sebuah tempat dimana sebuah kehidupan tercipta. Terdapat kesamaan dalam kedua argumen tersebut. Yang berbeda hanyalah konteks kalimatnya saja. Lalu maksudnya bagaimana? Nah maksudnya adalah seringkali kita melupakan keadaan sebenarnya untuk apa manusia hidup di dunia ini. Di dunia ini bukan hanya ada umat manusia, melainkan ada mahluk lain yakni binatang, tumbuhan, dan hal alamiah yaitu gunung, laut, sungai, awan, langit, dsb. Nah kebanyakan dari manusia zaman sekarang adalah manusia yang sombong, kenapa saya katakan sombong? Karena manusia yang sering kita perhatikan sekarang adalah manusia yang sombong, angkuh, dan takabur. Tidak pandai memanfaatkan apa yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada mereka.

Manusia merambah hutan, dan menjadikannya sebagai pemukiman, lalu setelah pemukiman dibentuk tempat bisnis kecil-kecilan untuk mendukung proses kehidupan pemukiman tersebut. Setelah berjalan bisnis, dibutuhkan koneksi yang besar untuk mensukseskan proses hidup mereka, maka dibuat usaha besar-besaran, membangun gedung bertingkat sebagai tempat bisnis mereka. Masih belum puas juga untuk meningkatkan kualitas hidup mereka mereka membangun tempat perkantoran sehingga tercipta proses pekerjaan. Mereka melakukan hal tersebut tanpa memikirkan aspek natural dari alam raya ini. Mereka terus mengeksplorasi kekayaan alam, tanpa mau memeliharanya. Mereka menguras minyak, mereka merambah hutan, bahkan sampai ke perbukitan dan bahakan sudah sampai ke pegunungan. Akibatnya tanah yang seharusnya terpelihara kekuatannya menjadi lemah karena ketidak seimbangan natural yang terjadi. Mulailah turun bencana, lalu siapa yang disalahkan?

Terkadang kita harus merenungi segala sesuatu ciptaan Allah SWT. Siapa yang bisa membuat gunung begitu menjulang? Siapa yang menciptakan matahari? Dan siapa yang menciptakan manusia? Bebrbagai kalangan menyatakan beberapa argumen mengenai pertanyaan tersebut. Ada kelompok yang materialis, yaitu kelompok manusia yang hanya mempercayai sesuatu hanya jika ada materi atau bahan atau bisa disebut juga proses awal terjadi. Ada juga kelompok masyarakat yang tidak mempercayai apapun. Mereka hanya tunduk pada sesuatu yang menurut mereka masuk akal saja. Dan adapula kelompok yang benar-benar mengimani ajaran agama mengenai proses terjadinya kehidupan.

Darwin dalam teorinya yang kita kenal dengan "Teory Darwin" menyatakan bahwa sesungguhnya manusia itu berasal dari sejenis primata atau kera. Dilihat dari kemiripan pola hidup, bentuk tubuh, dan prilaku memang terdapat banyak kesamaan. Namun Darwin melupakan sebuah pertanyaan alami yang akan dilontarkan orang. Jika manusia berasal dari kera, maka kera berasal dari mana? Dan siapa pula yang menciptakan kera tersebut? Ada juga teory yang mengatakan bahwa planet terbentuk dari ledakan besar yang kemudian membeku dan menjadi planet, dan muncul pertanyaan alami lainnya. Jika Planet berasal dari ledakan, apa yang meledak? Kenapa meledak? Siapa yang menciptakan objek pertama sebelum meledak?

Pertanyaan itu sulit terjawab oleh kita, karena keterbatasan pola pikir kita. Maka dari itu kita harus merenungi. Kita dalami segala sesuatu yang berada disekitar kita. Dimulai dari kehidupan kita sehari-hari. Yang sering kita lihat adalah gunung. Gunung adalah bentuk nyata kehebatan Allah SWT. Siapakah manusia yang bisa membuat  sebuah gunung? dan berapa lama mereka haru menghabisakan waktu untuk mebuat sebuah gunung? Betapa Allah Maha Perkasa, selain itu laut, mengapa air laut tidak pernah habis? dan tidak pernah bertambah? dan siapa yang menanam ikan dilaut? sehingga kita bisa menangkap dan memakan ikan tersebut? Renungi apapun ciptaan Allah SWT, lalu renungi apa manfaat yang bisa kita mabil dari semua mahakarya Allah SWT yang tiada tandingannya itu? Kita bisa mndirikan tempat tinggal, kita bisa mengambil makanan, kita bisa bertahan hidup. Lalu jika Allah memang sehebat itu, apalah artinya kita sebagai salah satu mahluk ciptaan-Nya? Kita hanyalah titik kecil, yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Allah. Lalu masih pantaskah kita menyombongkan diri? Masih pantaskah kita menjadi manusia yang selalu merasa hebat? Sadarlah hakekat kita berada di dunia ini hanyalah mencari keridhoan Allah, sehingga Allah berkenan mengizinkan kita untuk menempati syurga yang terindah. Hanya dengan kerendahan dan kesucian hati dan ketaatan yang dibalut oleh keimanan dan ketaqwaan lah yang mampu mengantar kita menjadi manusia yang sempurna.

Hikmah yang dapat dipetik dari artikel ini adalah, kita sebagai manusia janganlah selalu bersombong diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalakan balasan untuk kami, guna proses perbaikan untuk blog kami.